Goforest. Berikut merupakan contoh proposal penyuluhan agroforestry
(Bagian Tinjaun Pustaka)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Agroforestry
Agroforestri merupakan sistem tersendiri dan bukan sekedar campuran tanaman pertanian-kehutanan-peternakan. Keberhasilan pemapanan agroforestri tergantung pada ketepatan memilih bentuk dan menentukan sasaran menurut kebutuhan setempat dan ketergabungannya dengan kebiasaan petani setempat. Ini berarti bahwa agroforestri merupakan suatu penyelesaian suatu penyelesaian baik menurut tempat maupun waktu.
Agroforestry merupakan system penggunaan lahan yang mengkombinasikan tanaman berkayu (pepohonan, perdu, bambu, rotan dan lainnya) dengan tanaman tidak berkayu atau dapat pula dengan rerumputan (pasture), kadang-kadang ada komponen ternak atau hewan lainnya (lebah, ikan) sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antara tanaman berkayu dengan komponen lainnya. Hampir setiap ahli mengusulkan definisi yang berbeda satu dari yang lain.
Nair (1989) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palma, bambu dan sebagainya) ditanam secara bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan, dengan suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal, dan didalamya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi diantara komponen yang bersangkutan. Dalam praktiknya, pemanfaatan luas lahan yang terbatas memberikan inovasi-inovasi pola yang secara bebas memberikan ruang pilihan kepada petani.
B. Manfaat Agroforestry
Sistem agroforestri sendiri memiliki beberapa manfaat, diantaranya.
Manfaat bagi Lingkungan
1. Mengurangi laju aliran permukaan, pencucian zat hara tanah, dan erosi, karena adanya pohon-pohon yang menghalangi terjadinya proses-proses tersebut
2. Perbaikan kondisi iklim makro, misalnya penurunan suhu permukaan tanah dan laju evaporasi melalui penutupan oleh tajuk pohon dan mulsa.
3. Peningkatan kadar unsure hara tanah, karena adanya serasah/humus.
4. Perbaikan struktur tanah karena adanya penambahan bahan organic yang terus menerus dari serasah yang membusuk.
Manfaat Sosial dan Ekonomi.
1. Peningkatan dan penyediaan hasil berupa kayu pertukangan, kayu bakar, pangan, pakan ternak dan pupuk hijau.
2. Mengurangi timbulnya kegagalan panen secara total, yang sering terjadi pada sistim pertanian monokultur
3. Memantapkan dan meningkatkan pendapatan petani karena adanya peningkatan dan jaminan kelestarian produksi.
4. Perbaikan standar hidup petani karena ada pekerjaan yang tetap dan pendapatan yang lebih tinggi
5. Perbaikan nilai gizi dan tingkat kesehatan petani dan adanya peningkatan jumlah dan keaneka-ragaman hasil pangan yang diperoleh.
6. Perbaikan sikap masyarakat dalam cara bertani : melalui tempat penggunaan lahan yang tetap.
C. Fungsi Agroforestry Pada Level Bentang Lahan
Agroforestri merupakan salah satu sistem penggunaan lahan yang diyakini oleh banyak orang dapat mempertahankan hasil pertanian secara berkelanjutan. Agroforestri memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap jasa lingkungan (environmental services) antara lain mempertahankan fungsi hutan dalam mendukung DAS (daerah aliran sungai), mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, dan mempertahankan keanekaragaman hayati. Mengingat besarnya peran Agroforestri dalam mepertahankan fungsi DAS dan pengurangan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer melalui penyerapan gas CO2 yang telah ada di atmosfer oleh tanaman dan mengakumulasikannya dalam bentuk biomasa tanaman, maka agroforestri sering dipakai sebagai salah satu contoh dari “Sistem Pertanian Sehat” (Hairiah dan Utami 2002).
Salah satu fungsi agroforestri pada level bentang lahan (skala meso) yang sudah terbukti diberbagai tempat adalah kemampuannya untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, khususnya terhadap kesesuaian lahan. Beberapa dampak positif sistem agroforestri pada skala meso ini antara lain: (a) memelihara sifat fisik dan kesuburan tanah, (b) mempertahankan fungsi hidrologi kawasan, (c) mempertahankan cadangan karbon, (d) mengurangi emisi gas rumah kaca, dan (e) mempertahankan keanekaragaman hayati. Fungsi agroforestri itu dapat diharapkan karena adanya komposisi dan susunan spesies tanaman dan pepohonan yang ada dalam satu bidang lahan.
E. Manfaat Agroforestry Terhadap Tanah
Menurut Young dalam Suprayogo et al (2003) ada empat keuntungan terhadap tanah yang diperoleh melalui penerapan agroforestri antara lain adalah:
1. memperbaiki kesuburan tanah,
2. menekan terjadinya erosi
3. mencegah perkembangan hama dan penyakit,
4. menekan populasi gulma.
F. Peran Agroforestry Dalam Mempertahankan Kesuburan Tanah
Peran utama agroforestri dalam mempertahankan kesuburan tanah, antara lain melalui empat mekanisme:
1. mempertahankan kandungan bahan organik tanah,
2. mengurangi kehilangan hara ke lapisan tanah bawah,
3. menambah N dari hasil penambatan N bebas dari udara,
4. memperbaiki sifat fisik tanah.
G. Manfaat Penerapan Sistem Agroforestry Terhadap Kesuburan Tanah
Pohon memberikan pengaruh positif terhadap kesuburan tanah, antara lain melalui: (a) peningkatan masukan bahan organik (b) peningkatan ketersediaan N dalam tanah bila pohon yang ditanam dari keluarga leguminose, (c) mengurangi kehilangan bahan organik tanah dan hara melalui perannya dalam mengurangi erosi, limpasan permukaan dan pencucian, (d) memperbaiki sifat fisik tanah seperti perbaikan struktur tanah, kemampuan menyimpan air (water holding capacity), (e) dan perbaikan kehidupan biota. Menurut Young dalam Suprayogo et al (2003) ada empat keuntungan terhadap tanah yang diperoleh melalui penerapan agroforestri antara lain adalah: (1) memperbaiki kesuburan tanah, (2) menekan terjadinya erosi (3) mencegah perkembangan hama dan penyakit, (4) menekan populasi gulma. Peran utama agroforestri dalam mempertahankan kesuburan tanah, antara lain melalui empat mekanisme: (1) mempertahankan kandungan bahan organik tanah, (2) mengurangi kehilangan hara ke lapisan tanah bawah, (3) menambah N dari hasil penambatan N bebas dari udara, (4) memperbaiki sifat fisik tanah.
H. Proses Yang Terlibat Dalam Perbaikan Kesuburan Tanah Oleh Pohon Dalam Sistem Agroforestry
Lewat proses-proses dalam tanah
1. Mengurangi erosi tanah.
2. Mempertahankan kandungan bahan organik tanah
3. Memperbaiki dan mempertahankan sifat fisik tanah (lebih baik dibanding tanaman semusim).
4. Menambah jumlah kandungan N tanah melalui fiksasi N dari udara oleh tanaman legume.
5. Sebagai jaring penyelamat hara yang tercuci di lapisan tanah bawah, dan menciptakan daur ulang ke lapisan tanah atas melalui mineralisasi seresah yang jatuh di permukaan tanah.
6. Membentuk kurang lebih sistem ekologi yang tertutup (yaitu menahan semua, atau hampir semua, atau sebagian besar unsur hara di dalam sistem).
7. Mengurangi kemasaman tanah (melalui pelepasan kation dari hasil mineralisasi seresah).
8. Mereklamasi tanah yang terdegradasi.
9. Memperbaiki kesuburan tanah lewat masukan biomass dari sistem perakaran pohon dan kontribusi dari bagian atas pohon.
10. Memperbaiki aktivitas biologi tanah dan mineralisasi N lewat naungan pohon.
11. Memperbaiki asosiasi mikoriza lewat interaksi tanaman dan pohon
Lewat interaksi biofisik
1. Memperbaiki penyerapan hujan, cahaya dan nutrisi mineral, sehingga meningkatkan produksi
2. Biomass.
3. Memperbaiki efisiensi penyerapan hujan, cahaya dan nutrisi mineral yang dipakai. Terhindar dari penyebaran dan kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit
4. Keuntungan lingkungan yang lain dari pohon atau semak
5. Meningkatkan fiksasi N pohon legume melalui peningkatan jumlah bintil akar bila akar pohon legume tersebut tumbuh berdekatan atau kontak langsung dengan akar tanaman bukan pemfiksasi N (mungkin dikarenakan adanya perpindahan langsung dari unsur N atau rendahnya ketersediaan N dalam tanah yang meningkatkan efektifitas bintil akar).
6. Tajuk pohon dapat melindungi tanah dari bahaya erosi
7. Pepohonan memberikan peneduh bagi tanaman yang membutuhkan naungan (misalnya kopi) dan menekan populasi rerumputan yang tumbuh dibawahnya.
Pola agroforestri-tumpangsari menggunakan jenis-jenis yang mempunyai prospek pasar yang menjanjikan (Sabarnurdin et al. 2011) petani memiliki tujuan menanam, yaitu: petani memperoleh manfaat sosial dari tumpangsari tanaman semusim seperti jagung, singkong, pisang, serta rumput gajah bagi petani yang memelihara ternak; manfaat ekonomi berupa hasil kayu untuk industri dengan pemasaran lokal maupun ekspor.
Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam pengelolaan lahan juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2002).
1. Agroforestry adalah metode biologis untuk konservasi dan pemeliharaan penutup tanah sekaligus memberikan kesempatan menghubungkan konservasi tanah dengan konservasi air.
2. Dengan agroforestry yang produktif dapat digunakan untuk memelihara dan meningkatkan produksi bersamaan dengan tindakan pencegahan erosi.
3. Kegiatan konservasi yang produktif memperbesar kemungkinan diterimanya konservasi oleh masyarakat sebagai kemauan mereka sendiri.
III. BAHAN DAN METODE KEGIATAN
A. Materi Kegiatan
Materi dalam penyuluhan ini adalah memberikan pengertian mengenai agroforestry, tujuan agroforestry dan manfaat agroforestry.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu proyektor/LCD, alat tulis, kamera. Bahan yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu gapoktan desa Sumur Kumbang, Dusun dua, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
C. Metode Penyuluhan
Penyuluhan ini yaitu menggunakan metode pertemuan kelompok. Metode pertemuan kelompok yaitu metode yang meliputi ceramah, kuliah dan diskusi.
D.Hal Layak Sasaran
Hal layak sasaran dalam penyululuhan kali ini adalah gapoktan yang ada di desa Sumur Kumbang, Dusun dua, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
E. Tempat dan Waktu
Penyuluhan ini dilaksanakan di Balai Desa, Sumur Kumbang, Dusun dua, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
F. Jadwal Kegiatan
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Iskandar, J. 1992. Ekologi Perladangan Indonesia : Studi Kasus dari Daerah Baduy Banten Selatan, Jawa Barat. Djambatan. Jakarta.
Hairiah, K,D. Suprayogo, dan M.V. Noordwijk. 2004. Ketebalan Serasah sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) yang Sehat. Word Agroforestry Center. Bogor
Senoaji, G. 2003. Kearifan Lokal Masyarakat Baduy dalam mengelola Hutan dan Lingkungannya. Thesis Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
de Foresta ,H. A. Kusworo, G. Michon dan W.A. Djatmiko. 2000. Ketika kebun berupa hutan: Agroforest kahas Indonesia, sebuah sumbangan masyarakat. ICRAF, Bogor.
Hairiah K., S.R. Utami, D. Suprayogo, Widianto, S.M. Sitompul, Sunaryo, B. Lusiana, R. Mulia, M. van Noordwijk and G. Cadish. 2000. Agroforestry on acid soils in humid tropics: managing tree-soil-crop interactions. ICRAF, Bogor.
Nair, P.K.R. 1993. An Introduction to Agroforestry. The Netherlands. Kluwer Academic Publisher.
Sabarnurdin, M. Sambas. 2002. Agroforestry : Konsep, Prospek Dan Tantangan Presentasi Workshop Agroforestry. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
D, K Hairiah, N Wijayanto, Sunaryo dan M Noordwijk. 2003. Peran Agroforestri pada Skala Plot: Analisis Komponen Agroforestri sebagai Kunci Keberhasilan atau Kegagalan Pemanfaatan Lahan Indonesia. Bogor : World Agroforestry Centre (ICRAF), Southeast Asia Regional Office. PO Box 161 Bogor, Indonesia
Zulrasdi. Noer, Sjofjendi, 2005. Pertanian di Daerah aliran Sungai Lembaga Informasi Pertanian. BPPT
Sumatra Barat.
KLIK untuk melihat bagian pendahuluan
Jumat, 24 Juni 2016
TIPUS Agroforestry
Admin
Informasi Terkait Kampung Baru
Related Posts:
Jurnal
Label:
Contoh Laporan,
Jurnal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar